Minggu, 07 Oktober 2012

Aku dan Dia Tak Ditakhirkan Hingga Akhir

Cuaca kali ini sangat mendukung. Udara pagi yang sangat menyejukan. Aku dan keluarganya sudah sangat dekat. Sudah 8 tahun lamanya kita saling mengelal. Dan 1 tahun  sebelumnya kami mengadakn pertunangan. Banyak rintangan yang harus kita lalui bersama. Ada saja orang yang tak suka akan kebahagian kami. Tapi kami yakin, bahwa kami bisa menjalani semuanya.

Aku sempat mengeluh padanya. Karena aku merasa malu padanya, aku adalah seorang wanita yang punya banyak kekurangan. Sedankan dia seorang yang patut di acungi jempol. Walaupun begitu dia tetam memperjuangkan cintaku dengannya. Di saat aku goyah dia selalu memberikan semangat untuku, agar aku dapat menjalaninya.


Bagiku tak ada yang bisa menggantikannya. Hanya dia yang aku butuhkan selan kedua orang  tuaku dan keluargaku. Tak tak banyak mengenal orang. Dan aku tak butuh itu. Yang aku butuh hanyalah orang yang benar benar perduli dan tulus untuk berada di sampingku. Dulu aku sempat memiliki seorang sahabat. Aku selalu menanyakan kabarnya dan keluarganya. Tapi kelihatannya dia terganggu akan hal itu. Hingga pernikahannya pun dia tak memberitahuku.

Aku memnganggapnya dia adalah sahabatku. Tapi sepertinya dia berfikir sebaliknya. Akhirnya aku memutuskan hanya akn perduli  pada keluargaku dan keluarga tunanganku.Aku sudah sangat merasa sangat bahagia. Ini sudah lebih cukup untukku. Aku sangat menyayanginya. Sudah banyak pengorbanan yang dia lakukan untukku. Keluarga kami sepakat untuk merencanakan pernikahan kami di ulangtahun kami. Yah ulang tahunku dan Radit sama 09 Oktober. Dia lebih tua duatahun dariku.

Kami sangat menanti moment itu. Momen dimana kami di syah kan menjadi sebuah keluarga. Diaman kami akan memiliki keluarga yang bahagia. Siapa yang tak ingin hal itu. Terutama untukku, untuk seorang wanita. Setiap saat aku selalu teringat saat aku dan dia pertama kali bertemu. Awal kami berkenalan, saat kami di bangku SMA. Dan dia adalah kakak kelasku. Awalnya dia sering mengejekku, sering menggangguku. Dan karena itu aku benci padanya. Dia selalu saja ada dimana aku berada. Ingin rasanya aku kembali kemasa itu.

Sebulan sebelum pernikahan kami, kami mempersiapak semuanya. Dan keluarga kami pun tak ingin kalah dengan kami. Aku dan Radit sangat sibuk sekaligus merasa senang. Kami berdua sibuk mempersiapkan semuanya. Sibuk mencari baju, memilih dekorasai, termasuk membuat dsign undangn kamu. Undangan kami cukup unik R&T --> RT(Rukun Tetangga) dan kami harap kami akan menjadi keluarga yang selalu rukun.

4 hari sebelum penikahan kami aku masih kerja. Dan hari terakhir aku kerja. Karena aku akan memintra cuti yang cukup panjan setelah pernikahan kami. Aku Radit mengantarkanku ke kantorku. Saat aku turun dari motornya dia memanggil namakui dengan keras.

"Tia !" panggil Radit dengan suara yang keras. Dan aku menoleh ke arahnya.
"Hati-hati jaga kesehatanmu" lanjut Radit. Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Lalu aku melanjutkan berjalan memasuki kantorku. Satu langkah lagi aku memasuki kantor. Terdengar suara decitan yang cukup keras. Aku menoleh kebelakang karena penasaran.
"RADIIIIT...!!" yang aku lihat dijalan adalah Radit. Tubuhnya sudah tak utuh lagi. Aku tak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa berteriak dan menyebut namanya saja. Berharap aku dapat menggantikan posisinya.

@dinahaqf