Aku dan dia berada di satu universitas dan mengambil jurusan yang
sama. Universitas Ecole de Beaux Arts,
yang terletak di kota Paris. Dan seperti biasa, aku hanya bisa menatapnya
diam-diam dari kejauhan. Walau begitu aku tak perduli. Bagiku bisa melihat
wajahmu diam-diam dan mengamati sosokmu adalah kebahagiaan tersendiri bagiku.
Walaupun kau tak seperti aku yang berusaha mencari semua tentangmu. Dan itu
sama sekali tak mengurangi tekadku untuk mengenalmu lebih dalam. Lebih baik aku
melihatmu dari jauh daripada aku tak melihatmu sama sekali. Sosokmu yang ceria
membuat banyak orang nyaman dan senang dekat danganmu.
***
Hari yang aku tunggu tiba juga saat ini. Tepat di musim gugur dimana pemandangan dihiasi dengan warna emas. Suhu perlahan-lahan menurun melalui September. Tragedi yang tak sengaja aku lakuakan membuat keberuntungan bagiku. Kehidupanku mulai terasa indah saat kejadian itu terjadi. Aku tak sengaja menabraknya dan membuat nampan yang ada
di tangannya jatuh tak terkendali “Bruk!!”.
Aku tak sengaja menabraknya. Aku tertengung melihat sosoknya yang begitu indah
dimataku. Sungguh sosok seorang wanita yang tak ada dua dimataku. Dia satu
satunya orang yang membuatku gila. Hingga membuat aku lupa untuk mengucapkan
kata maaf. Tanpa aku sadari dia sedang membungkukan badannya tepat di depan
bawah kakiku. Aku hanya menikmati ke indahan yang ada pada dirinya, yang tidak
semua wanita lain miliki. Cara dia membungkukan tubuhnya pun terlihat anggun. Sampai
akhirnya aku tersadar akan semua tragedi ini aku yang buat, walau aku sudah
cukup telat untuk mengucapkan maaf, aku tetap mengucapkan kata maaf itu.
Sepertinya
aku akan kena marah olehnya karena telat mengucapkan kata maaf.